PSIKOLOGI & TEKNOLOGI INTERNET : KETERKAITAN ANTARA PSIKOLOGI DAN TEKNOLOGI INFORMASI
Kebutuhan akan teknologi kiranya sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam kehidupan kita. Hampir semua aspek dalam kehidupan kita sudah mulai menggunakan teknologi, terutama Handphone, yang menjadi seperti sebuah barang pokok bagi masyarakat kita. Tercatat, menurut data yang dimuat dalam website Badan Pusat Statistik (BPI) tentang persentase penduduk yang memiliki atau menguasai telepon seluler di Indonesia, tahun 2018 saja 62.41% penduduk Indonesia di daerah kota dan desa sudah memiliki handphone, dengan persentase kepemilikikan handphone tertinggi ditunjukkan oleh daerah Kalimantan Timur di angka 76.36% dan yang terendah yaitu daerah Papua dengan angka 40.46%.
Lalu apa itu teknologi informasi ? Menurut Haag dan Keen (1996) teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu kita bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemprosesan informasi. Sebagai contoh dari alat-alat tersebut bisa dilihat melalui gambar berikut.
Gambar dari kiri ke kanan : handphone, laptop, faksimile, router, televisi, radio.
Keterkaitan Psikologi dengan Teknologi Informasi
Psikologi adalah ilmu
yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental yang melatar belakanginya. Lalu
apa hubungan antara ilmu psikologi dan teknologi informasi ? beberapa
hubungannya adalah
1. Pelaksanaan tes psikologi berbasis komputer atau daring
Tentunya banyak dari kita yang sudah mengenal dan mengetahui apa itu psikotes. Umumnya psikotes dilakukan untuk mengetahui kepribadian, intelegensi, atau minat dan bakat seseorang. Untuk psikotes dengan jumlah peserta yang banyak biaya penyelenggaraannya tidaklah murah. Karena pihak penyelenggara, seperti perusahaan yang membuka lowongan kerja, harus menyediakan ruangan yang memadai serta menyediakan lembaran soal tes dalam jumlah besar. Untuk itulah tercipta inovasi tes secara daring (online) dimana peserta bisa bebas melakukan tes dimana saja dan kapan saja. Tentunya hal ini bisa memangkas biaya yang dikeluarkan serta waktu yang dibutuhkan suatu perusahaan dalam menjaring karyawan yang diincar.
2. Sistem konsultasi
secara daring
Media sosial menjadi sarana
yang serba guna bagi kita. Seiring berkembanganya zaman, kegunaan dari media sosial
ini menjadi semakin banyak pula. Salah satunya adalah konsultasi psikologis
secara online baik gratis atau berbayar. Berkaitan dengan hal ini adalah
semakin cepatnya bantuan konsultasi psikologis, yang sebelumnya harus mendatangi
tempat biro psikologis, namun sekarang untuk pertolongan pertama pada orang
dengan gangguan jiwa bisa menelepon pada nomor tertentu atau menghubungi dari
platform media sosial.
3. Penyebaran ilmu
psikologi kepada masyarakat luas
Sekarang ini kita bisa belajar suatu ilmu dimana saja, begitu pula dengan ilmu psikologi. Selain buku,
internet bisa menjadi sarana penyebaran ilmu psikologi, baik melalui e-book ataupun jurnal. Banyak pula
praktisi psikologi yang memberikan ilmunya melalui siaran radio, wawancara di televisi, ataupun dari media sosial. Sayangnya hal ini memiliki sisi negatif. Banyak orang yang
memunculkan diagnosa sendiri bahwa mereka atau orang terdekatnya terkena
gangguan kejiwaan tertentu. Hal ini tentu berbahaya, karena deteksi gangguan
psikologis haruslah melalui tes tertentu dan bukan hanya sekedar tahu ciri
gangguannya.
Sumber :
Kadir, A., & Triwahyuni , T.Ch. (2013). Pengantar teknologi informasi. Yogyakarta : ANDI.
Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia. (2010). Kode etik psikologi indonesia. Jakarta : Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia.
Badan Pusat Statistik. (2020). Persentase penduduk yang memiliki/menguasai telepon seluler menurut provinsi dan klasifikasi daerah, 2012-2018, Diakses pada 12 Maret 2020, dari https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/985
Comments
Post a Comment